Konflik v Kompetisi

By Evan
Aku suka terlibat dalam sebuah persaingan. Bersinggungan,vis a vis, saling mengalahkan, adalah moment yang sangat menyenangkan. Memacu adrenalin. Menggoda ego. Ngipasi semangat. Indahnya...

Kalo konflik. perseteruan yang diberi embel-embel ancaman psikis. apalagi fisik Ah aku tak suka itu. Saling intrik.tidak sehat.Penuh amarah. Bikin stres.Memacu darah tinggi.Menggoda nafsu.Ngipasi dengki.
 

Minat Bacaku Ilang

By Evan
Entah mengapa dalam seminggu ini hasrat membacaku pudar. Buku-buku berserakan begitu saja. tak tersentuh dan saya tak tertarik membuka lembaran buku tersebut. eman rasanya.

entah mengapa? tunggu dulu. rasanya pernyataan itu terlalu naif. selalu ada sebab dari hilangnya minat baca saya. tentu. pasti. dan itu gampang saja ditelusuri; kalau saya mau jujur.

ya, minat bacaku menghilang karena Play Station. game digital yang baru aku beli seharga Rp 1,6 juta itulah yang mengalihkan ketertarikanku pada sebuah buku; pada bacaan bermutu. pagi sebelum berangkat kerja, malam sepulang kerja, sampai larut dan pagi menjelang kembali, tanganku sibuk memegang stick dengan mata tak berpaling dari tivi. ironis memang. aku jadi kecanduan PS bola, semacam playstationaholic! wak. 6, 8,10, bahkan 12 jam aku kuat main PS tanpa henti. stamina drop seakan tak terasa. produktivitas mencari dan menulis brita praktis menurun.

aduh! kenapa pula aku beli mainan celaka ini!? padahal istriku dari dulu melarangnya. nge-game emang gak ada matinya. udah tahu banyak hal positif terbengkalai, malam tetap maksa. ia seperti sosok wanita cantik, gemulai nan seksi yang lewat di depan mata: eman kalau tidak meliriknya barang sebentar (atau lama!).

Untungnya, hari ini minat baca sedikit pulih setelah pesenan buku dari Inibuku.com datang. lega rasanya, walau tidak ada jaminan nanti, besok, lusa, minggu depan, konsentrasiku kembali Si PS haram jadam itu. Haram jadah tapi tetap saja memikat.
 

Buku-Buku Berserakan

By Evan
Penyakit malasku kambuh lagi. lama aku tidak menyempatkan waktu barang sejenak untuk posting.

Kemarin, buku yang kubeli dari inibuku.com sudah terkirim. akhirnya, yang ditunggu datang juga: tiga buku kumpulan tulisan bentara, on nothing-nya Sitok, Cerpen pilihan Kompas 1980-1990, sejarah Indonesia Modern 1400-2004, dan autobiografi Parlindungan Lubis-orang Indonesia di Camp Konsentrasi Nazi.

Entah mengapa, beberapa waktu ini aku terjangkit penyakit aneh. Hasratku membeli buku seakan tak terhenti, remnya blong. Tiga hari sebelum lebaran, aku menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk membeli buku. (jumlah cukup besar bagi seorang yang bergaji tak lebih dari 2 x UMP Jakarta) Belum selesai membaca semua buku yang kubeli, Rp. 500 ribu kembali melayang tergantikan segepok buku. Saya tidak tahu, apakah nasib buku ini sama seperti buku-bukuku sebelumnya: Sebagian tak tuntas terbaca!

Ya, banyak buku yang kubeli tak selesai terbaca. Di luar faktor kemalasan, alasan yang paling bisa dijadikan tameng adalah kesibukan kerja.

Mungkin ada yang memandang sinis. Mungkin ada yang bertanya-tanya: apa nggak rugi beli buku mahal-mahal, tapi nggak dibaca? Siapa bilang gak dibaca! aku baca, sebagian tuntas, sebagiannya lagi tak selesai.

Tapi tetap saja rugi?

siapa bilang rugi? dengan memiliki banyak buku, punya perpustakaan pribadi dengan koleksi beragam, itu kan investasi jangka panjang. Kalau anakku lahir nanti,tumbuh besar, sekolah, dst..dia tinggal membaca buku-buku milik ayahnya. hebat bukan?

Aku berharap, anakku nanti menjadi
pembaca, penulis, dan pelaku sejarah..
pelaku, pembaca, dan penulis sejarah..
penulis, pelaku, dan pembaca sejarah..

tapi tidak perlu jadi sejarawan..
 

Bonek Timnas Lumpur Lapindo

By Evan
Kick Off pertandingan Timnas Penanggulangan Lumpur Lapindo sudah dimulai.
Ribuan Supporter bergemuruh, berteriak lantang, dan bersemangat melontarkan yel-yel. ada fanatisme di sana. ada kejengkelan. ada cemoohan. ada siulan.dll.dll.

Siapa suporternya? tentu saja warga porong. Mereka inilah yang paling harap-harap cemas menunggu striker 'timnas lumpur' ini mencetak gol. Merekalah suporter yang paling berteriak lantang di stadion 'gelora putra lumpur' agar tim ini segera
menyelesaikan pertandingan dengan gemilang dan menggondol piala presiden. supporter lainnya, tentu masyarakat jatim. madura, surabaya, malang,
pasuruan, probolinggo, gresik, dll.dll.

Lho, kok ada yang aneh!? sayup-sayup terdengar suara lantang supporter dari Porong sepertinya bukan memberi semangat. yang menonjol justru siulan cemoohan, hujatan, caci-maki, dll. Mereka jengkel, karena permainan timnas ini sama sekali tidak berkelas. Mereka khawatir jangan-jangan ada unsur 'sepak bola gajah'nya. Meski kecewa, mereka masih bisa menahan diri untuk tidak terpancing masuk ke arena pertandingan; apalagi membuat aksi anarkis.

Lha..kita yang jauh dari stadion bagaimana? kita juga suporter tim ini. Suporter yang hanya bisa melihat siaran langsung dan tunda dari media-media yang meliput pertandingannya. Entah itu media partner atau tidak.
Walau tidak langsung menonton di stadion, jantung kita toh tetap berdegup kencang menunggu hasil pertandingan, sambil berharap semoga tidak ada pemain yang cedera
ditekel tim lawan.

Karena bisanya hanya nonton siaran dari media, tentu baik-buruknya pertandingan,
tergantung media yang kita lihat, kita baca, kita dengar, kita amati, kita konsumsi. dll.dll. Apa yang tersaji di media, itulah yang bisa dinikmati suporter
yang jauh dari lokasi stadion. Kalau tv-nya burem, ya tentu keasyikan menonton jadi
terganggu..kan begitu toh.

Lantas siapa Boneknya? Freedom Institute, kali. ah, tidak.tidak. tidak.bukan mereka. mereka bukan kerumunan massa yang hanya bondo nekat. setidaknya mereka pasti punya bondo: otak cerdas, intelek, pendidikan tinggi,dan segebok argumentasi. Mereka punya kredibilitas. mereka punya integritas. terlalu lancang kalau membandingkannya dengan bonek.

Kalau bukan Freedom Institute, lantas siapa donk Boneknya? Kalau timnas ini gagal, kita semua berpotensi menjadi bonek. di tengah keputusasaan, siapapun bisa kalap, mata gelap, dan melampiaskannya. semoga tidak.
 

Timnas Lapindo

By Evan
Akhirnya pemerintah bikin tim juga. Tapi lucu juga namanya, 'Timnas Penanggulangan Lumpur Lapindo'.
menarik nih, kayak sepak bola saja. Kalau tidak salah, Manajer Timnas Jusuf Kalla menunjuk Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro sebagai pelatih. Tactician Purnomo
dengan Pede-nya menunjuk Basuki Hadi Mulyono (Ka Badan Penelitian dan Pengembangan Dept PU) menjadi kapten tim; leader di lapangan. Defendernya sapa? sepertinya
Pangdam V Brawijaya dan Kapolda Jatim. Depertemen PU,Gubernur Jatim, Bupati Sidoarjo, mungkin cocok jadi midfielder. Saya tidak tahu, sapa yang layak menjadi
kiper...

Mungkin yang paling layak jadi Penjaga Gawang utama adalah Menkokesra Abu Rizal Bakrie. Kenapa? Dananya gede bo..Kabarnya dia orang terkaya no-6 di negeri
ini, versi Forbes Asia. Anehnya,ternyata dia hanya jadi pemain cadangan, bahkan mungkin tidak masuk line up sama sekali.

Karena tidak masuk line up, tak aneh jika media enggan mewawancarai dia.sepanjang yang saya tahu, tidak ada lagi media yang coba-coba nanya soal Lapindo. mungkin
karena dia cuma kiper cadangan. jadi tidak bunya nilai berita. (betulkah? lagi-lagi saya tidak tahu)

Apakah timnas ini bakal menjadi kekuatan dahsyat laiknya 'the dream team'(semoga) atau hanya jadi pencundang seperti timnas sepakbola kita?
Sebagai suporter, saya hanya bisa berdoa sambil harap-harap cemas semoga kita tidak disusupi Bonex 'timnas lumpur'. Bisa dibayangkan kalau Bonex berhasil
menyusup dalam kerumunan suporter timnas ini.
 

ical terkaya!!? wow..

By Evan
Majalah Forbes Asia menganugerahkan Sukanto Tanoto sebagai orang terkaya di Indonesia, dengan nilai kekayaan sekitar 2,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 25,2 triliun. sembilan nama lainnya adalah Putera Sampoerna (2,1 miliar dolar AS), Eka Tjipta Widjaja (2,0 miliar dolar AS), Rachman Halim (1,8 miliar dolar AS), R Budi Hartono (1,4 miliar dolar AS), Aburizal Bakrie (1,2 miliar dolar AS), Eddy Katuari (1,0 miliar dolar AS), Trihatma Haliman (0,9 miliar dolar AS), Arifin Panigoro (815 miliar dolar AS), Liem Sioe Liong (800 juta dolar AS)

Ical terkaya no.6!!!???
wow..
bagaimana kalau duitnya yang se-karung itu dipake untuk nutupi sumur lumpur Lapindo?
 

suka

By Evan
Saya suka pemikiran siapapun,
dari barat, baratnya barat,
timur, timurnya timur,
utara, selatan, dari manapun....
yang menginspirasi kita untuk bebas berfikir.
bebas berkreasi. bebas melontarkan gugatan.
 

tersesat di jalan yang benar

By Evan
anti amerika bukan berarti anti produk amerika.
anti islam bukan berarti enggan baca qur'an.
anti nasrani bukan berarti tidak mau membuka al-kitab.
anti komunis tidak lantas emoh membaca pemikiran karl marx.

kita bisa belajar pada apa pun yang justru sangat kita benci.
tuhan mengajarkan pada kita, lawan berdebat adalah teman belajar.
percayalah, tuhan selalu menuntun kita; kita yang selalu berharap
agar 'tersesat di jalan yang benar'
 

biarlah jariku yang bicara

By Evan
Ada banyak hal menakutkan ketika mulutku terbuka.
takut. resah. gundah-gulana.
demokrasi memang memberi janji untuk membuang jauh gembok yang mengunci mulutku, mulut siapapun. tetapi rasa takut itu masih ada.
ah..
Biarlah jariku yang bicara..